#LIFE: 28 March 2019


Thursday, 28 March , 2019

Hari ini, aku tidak masuk sekolah. Lagi. Coba tebak karena apa?
Kesiangan. Zzz.
Semalam aku memang begadang, walau sudah diingatkan oleh Mama dan si Kakak jangan begadang, tetap saja ngeyel.
Kalau diminta untuk memberi skor hari ini, hmmm kukasih 8/10 deh. Hari ini, walaupun aku tetap mengerjakan soal, aku memanfaatkan waktu kegabutanku untuk refreshing. Menghilangkan penat. Tadi aku sempat membeli beberapa barang yang kupikir akan berguna untukku.
Sepulang dari jalan-jalan, aku memutuskan untuk mendekam di kamar dan mencoba barang-barang tersebut. Ehhh, tanpa kusangka, ternyata sekitar jam setengah sepuluh listrik mati, lampu padam, ya sudah deh gelap-gelapan. Aku memutuskan untuk ngafe bentar sambil numpang wifi-an, memesan segelas es americano, seperti biasa. Dan akhirnya aku mengetik ini deh.

Untuk introspeksi beberapa minggu ke belakang ini. Aku menyadari (dan disadari) bahwa di dalam hidup ini, orang pasti akan datang dan pergi. Literally. Hanya satu yang tak akan pernah meninggalkan kita, Tuhan. Ya, Ia tidak akan pernah meninggalkan kita. Jika kita merasa jauh dari Tuhan, bukan Tuhan yang menjauh, melainkan kita.
Beberapa minggu ke belakang pula, aku kembali belajar untuk berusaha tidak egois, memaksakan semua hal berada di bawah kuasaku. Kembali belajar bahwa di dunia ini, pasti, ada hal yang bertolak belakang dari apa yang kita inginkan. Kalau diumpamain nih ya, kalau kita naik gunung atau kalau kita mau pergi ke suatu tempat. Kita tidak bisa memaksakan jalannya harus selalu mulus dong karena memang kita yang seharusnya menyesuaikan diri dengan jalannya, kalau ada duri ya dihindari, kalau jalannya berlubang ya dihindari.
Kepercayaanku untuk berani menghadapi masalah juga semakin dikuatkan, ya, aku harus menghadapi masalah. Ada satu kutipan nih, orang hebat adalah orang yang berani mengahadapi masalah. Klise memang, but obviously, that’s the right thing. Aku juga diingatkan kalau aku sedang merasa tidak percaya diri bisa menyelesaikan masalah yang datang. Aku harus ingat. Aku bisa, aku pasti bisa, kalau terpaksa aku tidak bisa, ya aku harus bisa.
Hmmm apalagi ya yang kupelajari beberapa minggu terakhir ini.
Oh iya! Aku ingat satu hal.
Tadi aku sudah bilang kan kalau semua orang yang datang dalam hidup kita pasti akhirnya akan pergi juga. Yaps, itu benar. Namun ingatlah, pasti ada orang, who always backing we up till their last breathe. Akan ada orang yang berada di sisi kita, memang dia akan pergi, pergi digandeng Tuhan. Haha, that ‘digandeng’ tho.
Duh, aku ngetik ini sampai kebawa suasana.
Aku juga dapat reminder baru. Kalau aku tidak boleh menyia-nyiakan waktuku bersama orang yang kusayangi. Karena aku nggak bakal tahu, kapan aku dan mereka akan berpisah, entah mereka atau aku yang pergi.
Tambah lagi nih, aku semakin disadari bahwa dunia ini ditinggali bukan hanya untuk kita. Ada miliaran orang tinggal di dunia ini. Tidak mungkin dong Tuhan membuat dunia ini hanya untuk kepuasan kita semata. Dengan tidak semua hal sesuai dengan kehendak dan kemauan kita, kita bisa belajar untuk terus memerjuangkan eksistensi kita di dunia ini. Eksistensi di dunia ini penting lho, kalau kita tidak memerjuangkan hal tersebut, kita bisa dengan mudahnya dilupakan dunia. Maka dari itu aku belajar, walau tidak semua hal sesuai dengan kemauanku,aku tetap harus melanjutkan hidup memerjuangkan pengakuan dunia atas diriku. Melepaskan rasa galauku akan hal-hal yang tidak sesuai dengan keinginan ku.


Untuk part ini, menurutku personal banget. Akan tetapi, aku memang butuh teman untuk mencurahkan apa yang aku rasakan, at least aku merasa bebanku berkurang. Akhir-akhir ini aku lagi merasa sedih, sangat sedih. Coba bayangkan, bagaimana rasanya saat kita tahu kita akan kehilangan orang yang kita sayangi? Itu yang aku rasakan. Pedih. Rasanya aku tidak kuat untuk menghadapi kejamnya dunia ini tanpa ada dia di sisiku. Namun, Tuhan memang baik, Ia mengutus perantaranya untuk mengingatkanku bahwa aku pasti bisa, seperti yang sudah kubilang tadi.
Aku bersyukur pada Tuhan, entah aku yang memang selalu memikirkan hal-hal kecil atau memang Tuhan baik padaku. Di sekelilingku banyaaak sekali orang baik. Yang tidak baik juga banyak sih. Namun, lebih penting aku memedulikan yang baik. Ya, aku dikelilingi orang baik. Mereka memiliki karakter dan sifatnya sendiri-sendiri. Memang mereka memiliki individu sendiri, tidak bisa kupaksakan karakter dan sifatnya sesuai kehendakku. Aku tetap menyayangi mereka, walaupun-pasti ada dong-hal yang kurang berkenan di hatiku dari mereka.

Terakhir. Writing kali ini kumpulan dari hasil pemikiranku dan orang-orang yang aku sayangi. Mama, Papa, Damara, dan si Kakak.
Terima kasih telah hadir dan memberi warna di hidupku. Aku sayang kalian.

Comments

Popular posts from this blog

#LIFE #LOVE: It’s Okay To Not Be Okay (?)

Be Grateful!

#Laugh: Garing